Kata pengantar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat allah swt atas limpahan rahmat, inayah, taufik
dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dan tak lupa
pula kita haturkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad saw.
Harapan
kami semoga makalah yang kami buat tentang “Unsur radioaktif” ini, dapat
menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.
Makalah
ini kami akui memang terdapat kekurangan didalamnya. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan sarannya untuk kesempurnaan makalah ini.
Isi
Unsur Radioaktif
- Perkembangan Keradioaktifan
Pada tahun 1895 W.C. Rontgen melakukan percobaan
dengan sinar katode. Ia menemukan bahwa tabung sinar katoda menghasilkan suatu
radiasi berdaya tembus besar yang dapat menghitamkan film foto. Selanjutnya
sinar itu diberi nama sinar X. Sinar X tidak mengandung elektron, tetapi
merupakan gelombang elektromagnetik. Sinar X tidak dibelokkan oleh bidang
magnet, serta memiliki panjang gelombang yang lebih pendek daripada panjang
gelombang cahaya. Berdasarkan hasil penelitian W.C Rontgen tersebut, maka Henry
Becquerel pada tahun 1896 bermaksud menyelidik sinar X, tetapi secara
kebetulan ia menemukan gejala keradioaktifan. Pada penelitiannya ia menemukan
bahwa garam-garam uranium dapat merusak film foto meskipun ditutup rapat dengan
kertas hitam. Menurut Becquerel, hal ini karena garam-garam uranium tersebut
dapat memancarkan suatu sinar dengan spontan. Peristiwa ini dinamakan radio
aktivitas spontan.
Marie Curie merasa tertarik dengan temuan Becquerel, selanjutnya
dengan bantuan suaminya Piere Curie berhasil memisahkan sejumlah kecil
unsur baru dari beberapa ton bijih uranium. Unsur tersebut diberi nama radium.
Pasangan Currie melanjutkan penelitiannya dan menemukan bahwa unsur baru yang
ditemukannya tersebut telah terurai menjadi unsur-unsur lain dengan melepaskan
energi yang kuat yang disebut radioaktif.
Ilmuwan Inggris, Ernest Rutherford menjelaskan
bahwa inti atom yang tidak stabil (radionuklida) mengalami peluruhan
radioaktif. Partikel-partikel kecil dengan kecepatan tinggi dan sinar-sinar
menyebar dari inti atom ke segala arah. Para ahli kimia memisahkan sinar-sinar
tersebut ke dalam aliran yang berbeda dengan menggunakan medan magnet. Dan
ternyata ditemukan tiga tipe radiasi nuklir yang berbeda yaitu sinar alfa,
beta, dan gamma. Semua radionuklida secara alami memancarkan salah satu atau
lebih dari ketiga jenis radiasi tersebut.
2.
Sinar-sinar radioaktif mempunyai sifat-sifat:
1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,
dan γ.
1. Dapat menembus kertas atau lempengan logam tipis.
2. Dapat mengionkan gas yang disinari.
3. Dapat menghitamkan pelat film.
4. Menyebabkan benda-benda berlapis ZnS dapat berpendar (fluoresensi).
5. Dapat diuraikan oleh medan magnet menjadi tiga berkas sinar, yaitu sinar α, β,
dan γ.
3.
Macam-macam sinar radioaktif
1. Sinar
Alfa (α)
Radiasi ini terdiri dari seberkas sinar partikel alfa. Radiasi alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan muatan +2 dan massa atomnya 4. Partikel ini dianggap sebagai inti helium karena mirip dengan inti atom helium. Sewaktu menembus zat,sinar α menghasilkan sejumlah besar ion. Oleh karena bermuatan positif partikel α dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik. Partikel alfa memiliki daya tembus yang rendah. Partikel-partikel alfa bergerak dengan kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per detik, atau 1 –10 persen kecepatan cahaya.
Radiasi ini terdiri dari seberkas sinar partikel alfa. Radiasi alfa terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan positif dengan muatan +2 dan massa atomnya 4. Partikel ini dianggap sebagai inti helium karena mirip dengan inti atom helium. Sewaktu menembus zat,sinar α menghasilkan sejumlah besar ion. Oleh karena bermuatan positif partikel α dibelokkan oleh medan magnet maupun medan listrik. Partikel alfa memiliki daya tembus yang rendah. Partikel-partikel alfa bergerak dengan kecepatan antara 2.000 – 20.000 mil per detik, atau 1 –10 persen kecepatan cahaya.
2. Sinar
Beta (β)
Berkas sinar β terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan negatif dan partikel β identik dengan elektron. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih besar tetapi daya pengionnya lebih kecil dibandingkan sinar α . Berkas ini dapat menembus kertas aluminium setebal 2 hingga 3 mm. Partikel beta juga dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet , tetapi arahnya berlawanan dari partikel alfa. Selain itu partikel β mengalami pembelokan yang lebih besar dibandingkan partikel dalam medan listrik maupun dalam medan magnet. Hal itu terjadi karena partikel β mempunyai massa yang jauh lebih ringan dibandingkan partikel α
Berkas sinar β terdiri dari partikel-partikel yang bermuatan negatif dan partikel β identik dengan elektron. Sinar beta mempunyai daya tembus yang lebih besar tetapi daya pengionnya lebih kecil dibandingkan sinar α . Berkas ini dapat menembus kertas aluminium setebal 2 hingga 3 mm. Partikel beta juga dibelokkan oleh medan listrik dan medan magnet , tetapi arahnya berlawanan dari partikel alfa. Selain itu partikel β mengalami pembelokan yang lebih besar dibandingkan partikel dalam medan listrik maupun dalam medan magnet. Hal itu terjadi karena partikel β mempunyai massa yang jauh lebih ringan dibandingkan partikel α
3. Sinar
Gamma
Beberapa proses peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel α atau β menyebabkan inti berada dalam keadaan energetik, sehingga inti selanjutnya kehilangan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik yaitu sinar gamma. Sinar gamma mempunyai daya tembus besar dan berkas sinar ini tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet. Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek.
Beberapa proses peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel α atau β menyebabkan inti berada dalam keadaan energetik, sehingga inti selanjutnya kehilangan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik yaitu sinar gamma. Sinar gamma mempunyai daya tembus besar dan berkas sinar ini tidak dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet. Sinar gamma mempunyai panjang gelombang yang sangat pendek.
4. Struktur
Inti
Inti atom tersusun dari partikel-partikel yang disebut
nukleon. Suatu inti atom yang diketahui jumlah proton dan neutronnya disebut
nuklida.
Macam-macam nuklida:
a. Isotop:
nuklida yang mempunyai jumlah proton sama tetapi jumlah neutron berbeda.
Contoh:
b. Isobar:
nuklida yang mempunyai jumlah proton dan neutron sama tetapi jumlah proton
berbeda.
Contoh:
c. Isoton:
nuklida yang mempunyai jumlah neutron sama.
Contoh:
5.
Pita Kestabilan
Unsur-unsur dengan nomor atom rendah dan sedang
kebanyakan mempunyai nuklida stabil maupun tidak stabil (radioaktif). Contoh
pada atom hidrogen, inti atom protium dan deuterium adalah stabil sedangkan
inti atom tritium tidak stabil. Waktu paruh tritium sangat pendek sehingga
tidak ditemukan di alam. Pada unsur-unsur dengan nomor atom tinggi tidak
ditemukan inti atom yang stabil. Jadi faktor yang memengaruhi kestabilan inti
atom adalah angka banding dengan proton.
Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk
menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton agar sama dengan perbandingan
pada pita kestabilan. Bagi nuklida dengan Z = 20, perbandingan neutron terhadap
proton (n/p) sekitar 1,0 sampai 1,1. Jika Z bertambah maka perbandingan neutron
terhadap proton bertambah hingga sekitar 1,5.
Inti atom
yang tidak stabil akan mengalami peluruhan menjadi inti yang lebih stabil
dengan cara:
6. Reaksi
pada Inti
Reaksi yang terjadi di inti atom dinamakan reaksi
nuklir. Jadi Reaksi nuklir melibatkan perubahan yang tidak terjadi di kulit
elektron terluar tetapi terjadi di inti atom. Reaksi nuklir memiliki persamaan
dan perbedaan dengan reaksi kimia biasa. Persamaan reaksi nuklir dengan reaksi
kimia biasa, antara lain seperti berikut.
a. Ada
kekekalan muatan dan kekekalan massa energi.
b. Mempunyai
energi pengaktifan.
c. Dapat
menyerap energi (endoenergik) atau melepaskan energi (eksoenergik).
Perbedaan
antara reaksi nuklir dan reaksi kimia biasa, antara lain seperti berikut.
a. Nomor
atom berubah.
b. Pada
reaksi endoenergik, jumlah materi hasil reaksi lebih besar dari pereaksi,
sedangkan dalam reaksi eksoenergik terjadi sebaliknya.
c. Jumlah
materi dinyatakan per partikel bukan per mol.
d.
Reaksi-reaksi menyangkut nuklida tertentu bukan campuran isotop.
Reaksi nuklir dapat ditulis seperti contoh di atas
atau dapat dinyatakan seperti berikut. Pada awal dituliskan nuklida sasaran,
kemudian di dalam tanda kurung dituliskan proyektil dan partikel yang
dipancarkan dipisahkan oleh tanda koma dan diakhir perumusan dituliskan nuklida
hasil reaksi.
Contoh
Ada dua
macam partikel proyektil yaitu:
a. Partikel
bermuatan seperti , atau atom yang lebih berat seperti
b. Sinar
gamma dan partikel tidak bermuatan seperti neutron.
Contoh
1. Penembakan dengan partikel alfa
2.
Penembakan dengan proton
3.
Penembakan dengan neutron
a. Reaksi
Pembelahan Inti
Sesaat sebelum perang dunia kedua beberapa kelompok
ilmuwan mempelajari hasil reaksi yang diperoleh jika uranium ditembak dengan
neutron. Otto Hahn dan F. Strassman, berhasil mengisolasi
suatu senyawa unsur golongan II A, yang diperoleh dari penembakan uranium
dengan neutron. Mereka menemukan bahwa jika uranium ditembak dengan neutron
akan menghasilkan beberapa unsur menengah yang bersifat radioaktif. Reaksi ini
disebut reaksi pembelahan inti atau reaksi fisi.
Contoh
reaksi fisi.
Dari reaksi fisi telah ditemukan lebih dari 200 isotop
dari 35 cara sebagai hasil pembelahan uranium-235. Ditinjau dari sudut
kestabilan inti, hasil pembelahan mengandung banyak proton. Dari reaksi
pembelahan inti dapat dilihat bahwa setiap pembelahan inti oleh satu neutron
menghasilkan dua sampai empat neutron. Setelah satu atom uranium-235 mengalami
pembelahan, neutron hasil pembelahan dapat digunakan untuk pembelahan atom
uranium-235 yang lain dan seterusnya sehingga dapat menghasilkan reaksi rantai.
Bahan pembelahan ini harus cukup besar sehingga neutron yang dihasilkan dapat
tertahan dalam cuplikan itu. Jika cuplikan terlampau kecil, neutron akan keluar
sehingga tidak terjadi reaksi rantai.
b. Reaksi
Fusi
Pada reaksi fusi, terjadi proses penggabungan dua atau
beberapa inti ringan menjadi inti yang lebih berat. Energi yang dihasilkan dari
reaksi fusi lebih besar daripada energy yang dihasikan reaksi fisi dari unsur
berat dengan massa yang sama. Perhatikan reaksi fusi dengan bahan dasar antara
deuterium dan litium berikut.
Reaksi-reaksi fusi biasanya terjadi pada suhu sekitar
100 juta derajat celsius. Pada suhu ini terdapat plasma dari inti dan elektron.
Reaksi fusi yang terjadi pada suhu tinggi ini disebut reaksi termonuklir.
Energi yang dihasikan pada reaksi fusi.
7. Waktu
paro
Waktu pro adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai menjadi 1/2 kali semula (masa atau aktivitas).
Rumus:
Waktu pro adalah waktu yang dibutuhkan unsur radioaktif untuk mengalami peluruhan sampai menjadi 1/2 kali semula (masa atau aktivitas).
Rumus:
Nt = massa
setelah peluruhan
N0 = massa mula-mula
T = waktu peluruhan
t( 1)/2 = waktu paro
Contoh:
Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paro 4 jam. Jika semula tersimpan 16 gram unsur radioaktif, maka berapa massa zat yang tersisa setelah meluruh 1 hari ?
Jawab :
N0 = massa mula-mula
T = waktu peluruhan
t( 1)/2 = waktu paro
Contoh:
Suatu unsur radioaktif mempunyai waktu paro 4 jam. Jika semula tersimpan 16 gram unsur radioaktif, maka berapa massa zat yang tersisa setelah meluruh 1 hari ?
Jawab :
8. Kegunaan
radioaktif
A. Sebagai Perunut
1. Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain:
a. 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
b. 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
c. 11C, mengetahui metabolisme secara umum.
d. 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
e. 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
A. Sebagai Perunut
1. Bidang Kedokteran
Digunakan sebagai perunut untuk mendeteksi berbagai jenis penyakit, antara lain:
a. 24Na, mendeteksi adanya gangguan peredaran darah.
b. 59Fe, mengukur laju pembentukan sel darah merah.
c. 11C, mengetahui metabolisme secara umum.
d. 131I, mendeteksi kerusakan pada kelenjar tiroid.
e. 32P, mendeteksi penyakit mata, liver, dan adanya tumor.
2. Bidang
Industri
Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan pada sayur dan buahbuahan.
b. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
Digunakan untuk meningkatkan kualitas produksi, seperti pada:
a. Industri makanan, sinar gama untuk mengawetkan makanan, membunuh mikroorganisme yang menyebabkan pembusukan pada sayur dan buahbuahan.
b. Industri metalurgi, digunakan untuk mendeteksi rongga udara pada besi cor, mendeteksi sambungan pipa saluran air, keretakan pada pesawat terbang, dan lain-lain.
c. Industri kertas, mengukur ketebalan kertas.
d. Industri otomotif, mempelajari pengaruh oli dan aditif pada mesin selama mesin bekerja.
3. Bidang
Hidrologi
a. 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.
a. 24Na dan 131I, digunakan untuk mengetahui kecepatan aliran air sungai.
b. Menyelidiki kebocoran pipa air bawah tanah.
c. 14C dan 13C, menentukan umur dan asal air tanah.
4. Bidang
Kimia
Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia, seperti:
a. Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
b. Analisis pengaktifan neutron.
c. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.
d. Pembuatan unsur-unsur baru.
Digunakan untuk analisis penelusuran mekanisme reaksi kimia, seperti:
a. Dengan bantuan isotop oksigen–18 sebagai atom perunut, dapat ditentukan asal molekul air yang terbentuk.
b. Analisis pengaktifan neutron.
c. Sumber radiasi dan sebagai katalis pada suatu reaksi kimia.
d. Pembuatan unsur-unsur baru.
5. Bidang
Biologi
a. Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu.
b. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan radioisotop C–14.
c. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
d. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh dengan menggunakan radioisotop 38F.
a. Mengubah sifat gen dengan cara memberikan sinar radiasi pada gen-gen tertentu.
b. Menentukan kecepatan pembentukan senyawa pada proses fotosintesis menggunakan radioisotop C–14.
c. Meneliti gerakan air di dalam batang tanaman.
d. Mengetahui ATP sebagai penyimpan energi dalam tubuh dengan menggunakan radioisotop 38F.
6. Bidang
Pertanian
a. 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
b. 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama.
c. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
d. 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.
a. 37P dan 14C, mengetahui tempat pemupukan yang tepat.
b. 32P, mempelajari arah dan kemampuan tentang serangga hama.
c. Mutasi gen atau pemuliaan tanaman.
d. 14C dan 18O, mengetahui metabolisme dan proses fotosintesis.
7. Bidang
Peternakan
a. Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
b. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan ternak.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar.
d. 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.
a. Mengkaji efisiensi pemanfaatan pakan untuk produksi ternak.
b. Mengungkapkan informasi dasar kimia dan biologi maupun antikualitas pada pakan ternak.
c. 32P dan 35S, untuk pengukuran jumlah dan laju sintesis protein di dalam usus besar.
d. 14C dan 3H, untuk pengukuran produksi serta proporsi asam lemak mudah
menguap di dalam usus besar.
B. Sebagai
Sumber Radiasi
1. Bidang Kedokteran
Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
1. Bidang Kedokteran
Digunakan untuk sterilisasi radiasi, terapi tumor dan kanker.
2. Bidang
Industri
Digunakan untuk:
a. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet.
b. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air.
c. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng logam.
d. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.
Digunakan untuk:
a. Perbaikan mutu kayu dengan penambahan monomer yang sudah diradiasi, kayu menjadi lebih keras dan lebih awet.
b. Perbaikan mutu serat tekstil dengan meradiasi serat tekstil, sehingga titik leleh lebih tinggi dan mudah mengisap zat warna serta air.
c. Mengontrol ketebalan produk yang dihasilkan, seperti lembaran kertas, film, dan lempeng logam.
d. 60Co untuk penyamakan kulit, sehingga daya rentang kulit yang disamak dengan cara ini lebih baik daripada kulit yang disamak dengan cara biasa.
3. Bidang
Peternakan
Digunakan untuk:
a. Mutasi gen dengan radiasi untuk pemuliaan tanaman.
b. Pemberantasan hama dengan meradiasi serangga jantan sehingga mandul.
c. Pengawetan bahan pangan dengan radiasi sinar-X atau gama untuk membunuh telur atau larva.
d. Menunda pertunasan pada bawang, kentang, dan umbi-umbian untuk memperpanjang masa penyimpanan.
Digunakan untuk:
a. Mutasi gen dengan radiasi untuk pemuliaan tanaman.
b. Pemberantasan hama dengan meradiasi serangga jantan sehingga mandul.
c. Pengawetan bahan pangan dengan radiasi sinar-X atau gama untuk membunuh telur atau larva.
d. Menunda pertunasan pada bawang, kentang, dan umbi-umbian untuk memperpanjang masa penyimpanan.
Dampak
negatif dari radiasi zat radioaktif, antara lain:
1. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
2. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
3. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
4. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
1. Radiasi zat radioaktif dapat memperpendek umur manusia. Hal ini karena zat radioaktif dapat menimbulkan kerusakan jaringan tubuh dan menurunkan
kekebalan tubuh.
2. Radiasi zat radioaktif terhadap kelenjar-kelenjar kelamin dapat mengakibatkan kemandulan dan mutasi genetik pada keturunannya.
3. Radiasi zat radioaktif dapat mengakibatkan terjadinya pembelahan sel darah putih, sehingga mengakibatkan penyakit leukimia.
4. Radiasi zat radioaktif dapat menyebabkan kerusakan somatis berbentuk lokal dengan tanda kerusakan kulit, kerusakan sel pembentuk sel darah, dan kerusakan sistem saraf.
9. Pengaruh
Radiasi pada Makhluk Hidup
Akibat radiasi yang melebihi dosis yang diperkenankan
dapat menimpa seluruh tubuh atau hanya lokal. Radiasi tinggi dalam waktu
singkat dapat menimbulkan efek akut atau seketika sedangkan radiasi dalam dosis
rendah dampaknya baru terlihat dalam jangka waktu yang lama atau menimbulkan
efek yang tertunda. Radiasi zat radioaktif dapat memengaruhi kelenjarkelenjar
kelamin, sehingga menyebabkan kemandulan. Berdasarkan dari segi cepat atau
lambatnya penampakan efek biologis akibat radiasi radioaktif ini, efek radiasi
dibagi menjadi seperti berikut.
1. Efek
segera
Efek ini muncul kurang dari satu tahun sejak
penyinaran. Gejala yang biasanya muncul adalah mual dan muntah muntah, rasa
malas dan lelah serta terjadi perubahan jumlah butir darah.
2. Efek
tertunda
Efek ini muncul setelah lebih dari satu tahun sejak
penyinaran. Efek tertunda ini dapat juga diderita oleh turunan dari orang yang
menerima penyinaran.
Daftar pustaka
Buku kimia SMA/MA kelas XII penerbit erlangga
http://renideswantikimia.wordpress.com/kimia-kelas-xii-3/semester-i/3-kimia-unsur/5-unsur-radioaktif/